Cara
Kerja GSM Dan CDMA
(Jaringan Nirkabel)
NAMA : Whiesa
Ramadhan
NPM : 432007006110166
TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN
INFORMATIKA DAN KOMPUTER
STMIK TASIKMALAYA
2014
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penulisan Makalah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Difinisi Jaringan
Nirkabel
2. Sejarah
Nirkabel
3. Sistem
Kerja Jaringan GSM
4. Sistem
Kerja Jaringan GSM
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahNya, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul "Cara Kerja GSM Dan CDMA“
yang menjadi salah satu tugas dari mata kuliah Jaringan Nirkabel ini
dengan baik dan lancar.
Merupakan suatu tambahan
pengetahuan dan wawasan bagi kami para penyusun makalah ini terutama
materi-materi baru yang dapat memberikan pemahaman-pemahaman yang lebih
bervariatif tentang teknologi jaringan nirkabel ini.
Kami sebagai penyusun makalah ini
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami selaku penyusun dan penulis makalah ini pada khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya sebagai referensi tambahan di bidang ilmu Komunikasi
Data.
Tasikmalaya, Februari 2014
Whiesa Ramadhan
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Kemajuan perkembangan teknologi
informasi dan telekomunikasi adalah gerbang awal menuju kehidupan manusia yang
lebih baik dan efisien sebagai efek dari ilmu pengetahuan yang dikembangkan
oleh manusia. Dahulu untuk berkomunikasi saja manusia masih kesulitan, namun
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masalah komunikasi sudah
bukan menjadi masalah. Ketika piranti komunikasi berupa telepon pertama kali
ditemukan oleh Alexander Graham Bell, hal tersebut belum disadari oleh
kebanyakan umat manusia namun dengan penemuan itu ternyata menjadi awal dari
perkembangan telekomunikasi yang akhirnya menjadi berkembang pesat seperti
sekarang.
Piranti telekomunikasi pertama kali
masih menggunakan kabel yang besar rumit dan banyak, piranti kabel memang masih
digunakan sampai sekarang namun para ahli masih memikirkan untuk beralih ke
telekomunikasi yang bersifat mobile dan praktis. Dan hal tersebutlah yang
menjadi landasan dan latar belakang bagi kemajuan pengembangan telekomunikasi
nirkabel (wireless / unguided).
- Perumusan Masalah
Perkembangan aplikasi wireless untuk
komputer internet dan seluler sudah sedemikian pesat antara lain dengan
berkembang pesatnya aplikasi wireless misalnya hotspot area. Karena
perkembangan inilah media komunikasi menggunakan wireless akan dibahas dalam
makalah ini.
- Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari makalah ini adalah untuk
memahami sekilas tentang jaringan nirkabel (GSM Dan CDMA). Setelah mengetahui
sedikit mengenai media transmisi wireless diharapkan kita dapat membudayakan
penggunaan teknologi wireless untuk di berbagai bidang kehidupan. Jaringan
nirkabel juga harus disosialisasikan sebagai teknologi masa depan pengganti
media kabel yang masih menjadi tulang punggung dunia telekomunikasi saat ini.
Teknologi jaringan nirkabel
sebenarnya terbentang luas mulai dari komunikasi suara sampai dengan jaringan
data, yang mana membolehkan pengguna untuk membangun koneksi nirkabel pada
suatu jarak tertentu. Peranti yang umumnya digunakan untuk jaringan nirkabel
termasuk di dalamnya adalah komputer, komputer genggam, PDA, telepon seluler,
tablet PC dan lain sebagainya. Teknologi nirkabel ini memiliki kegunaan yang
sangat banyak. Contohnya, pengguna bergerak bisa menggunakan telepon seluler
mereka untuk mengakses e-mail. Sementara itu para pelancong dengan
laptopnya bisa terhubung ke internet ketika mereka sedang di bandara, kafe,
kereta api dan tempat publik lainnya. Di rumah, pengguna dapat terhubung ke
desktop mereka (melalui bluetooth) untuk melakukan sinkronisasi dengan PDA-nya.
Secara fisik antara handphone
GSM dan CDMA tidak ada perbedaan yang mencolok bahkan kalau dilihat sekilas
keduanya serupa. Yang membedakan adalah kartu yang dipakai atau operator
sellular yang mengoperasikan kedua jenis jalur ini. Sebagai contoh operator
yang bekerja di jalur keduanya yaitu operator CDMA antara lain :smart, flexi,
esia, fren, starone, ceria, sedangkan operator GSM meliputi : simpati, as, XL
bebas, XL jempol, mentari, im3, three dan masih ada yang lain. Untuk lebih
jelas bisa ditanyakan ke counter-counter terdekat, karena hampir setiap tahun
lahir penyelenggara operator yang baru dengan layanan yang beragam. Sedangkan
penyelenggara operator yang lama menambah jenis layanan yang baru pula sehingga
lebih kompetitif
Adapun prinsip kerja kedua
jalur tersebut sebagai gambaran dapat dijelaskan sebagai berikut, kami sadurkan
dari Majalah CE (Computer Easy) ed.12/2004 hal.37 dst. Dalam pembahasan kali
ini, akan menggunakan analogi awam yang mudah dimengerti bagi kita yang belum
jelas perbedaan antara keduanya, sehingga diharapkan dari penjelasan di bawah
ini dapat memahami prinsip kerja dari kedua teknologi ini.
Sebelum membahas lebih dalam
mengenai teknologi GSM dan CDMA, ada baiknya jika Anda mengerti terlebih dahulu
sistem pengiriman dan penerimaan data dalam jaringan digital, khususnya dalam
dunia komunikasi. Semua data yang dikirim maupun diterima dalam jaringan ini
harus dalam bentuk digital. Hal yang sama juga berlaku untuk suara yang
dikeluarkan dan diterima oleh penelepon saat berkomunikasi. Suara yang
dikirimkan oleh penelepon akan diterima oleh microphone pada ponsel.
Selanjutnya, suara ini akan diubah menjadi bentuk digital dan dikirimkan
melalui gelombang radio ke Base Transceiver Station (BTS) milik operator yang
digunakan. BTS inilah yang menerima data dan ponsel yang digunakan tadi dan
meneruskannya (switching) ke BTS tujuan. Dan BTS tujuan ini, data selanjutnya
akan dikirimkan ke ponsel tujuan yang seharusnya menerima panggilan tersebut.
Tentu saja, ponsel penerima akan mengubah data digital yang diterima menjadi
bentuk suara agar bisa didengar oleh penerima. Prinsip umum ini berlaku pada
semua sistem digital, baik GSM maupun CDMA. Namun, detail prinsip kerja dan
kedua sistem digital tersebut tidaklah sama.
Sistem Kerja Jaringan GSM
Alokasi spektrum frekuensi untuk GSM
awalnya dilakukan pada tahun 1979. Spektrum ini terdiri atas dua buah sub-band
masing-masing sebesar 25MHz, antara 890MHz - 915MHz dan 935MHz - 960MHz. Sebuah
sub-band dialokasikan untuk frekuensi uplink dan sub-band yang lain sebagai
frekuensi downlink.
Akibat kenaikan redaman atas
kenaikan frekuensi, biasanya sub-band terendah dipakai untuk uplink, agar daya
yang ditransmisikan oleh MS (mobile system atau lebih dikenal handphone) ke BTS
(Base Transmitter Station yaitu seperti sentral telepon di PSTN/POTS, namun
memiliki fungsi lebih) tidak perlu besar. Kalau digunakan sub-band yang satu
lagi, mungkin anda perlu melakukan recharge batere handphone berulang kali
untuk mendapatkan kualitas sama dengan saat ini.
Kemudian kedua sub-band tersebut
dibagi lagi menjadi kanal-kanal, sebuah kanal pada satu sub-band memiliki
pasangan dengan sebuah kanal pada sub-band yang lain. Tiap sub-band dibagi
menjadi 124 kanal, yang kemudian masing-masing diberi nomor yang dikenal
sebagai ARFCN (Absolute Radio Frequency Channel Number). Jadi sebuah MS yang
dialokasikan pada sebuah ARFCN akan beroperasi pada satu frekuensi untuk
mengirim dan satu frekuensi untuk menerima sinyal.
Pada jaringan GSM, jarak antar pasangan
dengan ARFCN sama selalu 45MHz, dan bandwidth tiap kanal sebesar 200kHz. Kanal
pada tiap awal sub-band digunakan sebagai guard band. Silakan anda hitung, maka
spektrum GSM akan menghasilkan 124 ARFCN, masing-masing diberi nomor 1 sampai
124. Kanal sebanyak 124 inilah yang nantinya dibagi-bagi buat operator-operator
GSM yang ada di suatu negara.
Untuk mengantisipasi perkembangan
jaringan di masa mendatang, telah dilokasikan tambahan 10MHz frekuensi pada
masing-masing awal sub-band. Ini dikenal sebagai EGSM (Extended GSM). Jadi
spektrum EGSM ini 880MHz - 915MHz buat uplink dan 925MHz - 960MHz buat
downlink. Hal tersebut memberi tambahan 50 ARFCN menjadi 174. Tambahan ARFCN
ini diberi nomor 975 - 1023.
GSM merupakan teknologi untuk
pelayanan telepon selular digital dimana GSM bekerja berdasarkan metode
multiplexing TDMA (Time Division Multiple Accesss) dan FDMA (Frequency Division
Multiple Accesss).
TDMA (Time Division Multiple Accesss)
Pada metode TDMA tiap pengguna akan
menggunakan seluruh spectrum frekuensi tertentu yang disediakan tetapi dalam
waktu yang singkat yang disebut slot waktu (time slot). Tiap pengguna
mendapatkan sebuah slot waktu yang berulang secara periodis dan hanya diijinkan
untuk mengirim informasi pada slot waktu tersebut. Antar slot waktu diberi jeda
waktu (guard time) untuk menghindari interferens antar pengguna. Jika slot
waktu dalam frekuensi yang diberikan sedang digunakan semua, maka pengguna
berikutnya harus diberikan slot waktu dengan frekuensi yang berbeda. Cara kerja
system TDMA diilustrasikan pada gambar berikut :
Fundamental unit dari waktu pada
TDMA disebut burst period dimana besarnya 15/26 ms (0,577 ms). Delapan burst
period dikelompokkan ke dalam TDMA frame (120/26 ms atau 4,615 ms), dimana
membentuk unit dasar untuk pendefinisian dari logical channel. Satu channel
adalah satu burst periode per TDMA frame. Channel didefinisikan
berdasarkan cacah dan posisi dari burst period yang berkaitan. Semua
pendefinisian ini merupakan siklus, dan pola keseluruhan berulang kira-kira
setiap 3 jam. Channel dapat dibagi ke dalam dedicated channel, di mana
dialokasikan untuk mobile station, dan common channel, di mana digunakan oleh
mobile station dalam idle mode (keadaan diam).
FDMA (Frequency Division Multiple Accesss)
FDMA melakukan pembagian frekuensi
dari bandwidth maksimum 25Mhz ke dalam 124 gelombang karier berfrekuensi
200kHz. Satu atau lebih dari gelombang carrier ini ditransimisikan ke tiap base
station. Setiap frekuensi dari gelombang carrier ini akan dibagi dalam waktu,
menggunakan skema TDMA.
DCS 1800
Seiring dengan evolusi GSM,
diputuskan untuk menerapkan teknologi ini pada PCN (Personal Communication
Networks). Hal ini membutuhkan perubahan pada interafce udara untuk
memodifikasi frekuensi operasinya. Frekuensi modifikasinya antara 1710MHz -
1785MHz untuk uplink dan 1805MHz - 1880MHz untuk downlink. Teknik ini
menyediakan 374 ARFCN dengan pemisahan frekuensi sebesar 95MHz antara uplink
dan downlink.
Teknik PCN ini dikembangkan di
Eropa, khususnya di Inggris. Di Inggris (Raya) ARFCN ini telah dibagi-bagi
antara keempat operator jaringan yang ada di sana. Dua di antaranya, Orange dan
One to One, beroperasi pada daerah GSM 1800, sementara dua yang lainnya,
Vodafone dan Cellnet, telah dialokasikan kanal GSM 1800 pada puncak jaringan
GSM 900 mereka. ARFCN ini diberi nomor 512 - 885. Porsi pada puncak band
digunakan oleh DECTs (Digital Enhanced Cordless Telephony).
PCS 1900
PCS 1900 merupakan adaptasi GSM yang
lain ke dalam band 1900MHz. Teknik ini digunakan di Amerika Serikat di mana FCC
(Federal Communication Commission) telah membaginya menjadi 300 ARFCN dan
mengumumkan lisensi pada berbagai macam operator untuk mengimplementasikan
jaringan GSM. Pemisahan frekuensinya sebesar 80MHz, dan pembagian frekuensinya
adalah 1850MHz - 1910MHz untuk uplink dan 1930MHz - 1990MHz untuk downlink.
Teknik Modulasi dan Bandwidth
Teknik modulasi yang digunakan pada
GSM adalah GMSK (Gaussian Minimum Shift Keying). Teknik ini bekerja dengan
melewatkan data yang akan dimodulasikan melalui Filter Gaussian. Filter ini
menghilangkan sinyal-sinyal harmonik dari gelombang pulsa data dan menghasilkan
bentuk yang lebih bulat pada ujung-ujungnya. Jika hasil ini diaplikasikan pada
modulator fasa, hasil yang didapat adalah bentuk envelope yang termodifikasi (ada
sinyal pembawa). Bandwidth envelope ini lebih sempit dibandingkan dengan data
yang tidak dilewatkan pada filter gaussian.
Bandwidth yang dialokasikan untuk
tiap frekuensi pembawa pada GSM adalah sebesar 200kHz. Pada kenyataannya,
bandwidth sinyal tersebut lebih besar dari 200kHz, bahkan setelah dilakukan
pemfilteran gaussian pun hal itu tetap terjadi. Akibatnya sinyal akan memasuki
kanal-kanal di sebelahnya. Jika pada satu sel (akan dijelaskan kemudian)
terdapat BTS dengan frekuensi pembawa yang sama atau bersebelahan kanal, maka
akan terjadi interferensi akibat overlapping tersebut. Begitu juga jika sel-sel
yang bersebelahan memiliki frekuensi pembawa sama atau berdekatan. Alasan
inilah yang menyebabkan mengapa dalam satu sel atau antara sel-sel yang berdekatan
tidak boleh menggunakan kanal yang sama atau berdekatan.
Pembagian Sel
Pembagian area dalam kumpulan
sel-sel merupakan prinsip penting GSM sebagai sistem telekomunikasi selular.
Sel-sel tersebut dimodelkan sebagai bentuk heksagonal. Tiap sel mengacu pada
satu frekuensi pembawa / kanal / ARFCN tertentu. Pada kenyataannya jumlah kanal
yang dialokasikan terbatas, sementara jumlah sel bisa saja berjumlah sangat
banyak. Untuk memenuhi hal ini, dilakukan teknik pengulangan frekuensi
(frequency re-use). Antara sel-sel yang berdekatan frekuensi yang digunakan
tidak boleh bersebelahan kanal atau bahkan sama.
Jelas bahwa semakin besar jumlah
himpunan kanal, semakin sedikit jumlah kanal tersedia per sel dan oleh
karenanya kapasitas sistem menurun. Namun, peningkatan jumlah himpunan kanal
menyebabkan jarak antara sel yang berdekatan kanal semakin jauh, dan ini
mengurangi resiko terjadi interferensi. Sekali lagi, desain sistem GSM
memerlukan kompromi antara kualitas dan kapasitas.
Pada kenyataannya, model satu sel
dengan satu kanal transceiver (TRx, tentunya menggunakan antena
omni-directional) jarang digunakan. Untuk lebih meningkatkan kapasitas dan
kualitas, desainer melakukan teknik sektorisasi. Prinsip dasar sektorisasi ini
adalah membagi sel menjadi beberapa bagian (biasanya 3 atau 6 bagian; dikenal
dengan sektorisasi 120o atau 30o). Tiap bagian ini kemudian menjadi sebuah BTS
(Base Transceiver Station). Kebanyakan vendor memperbolehkan sampai dengan 4
TRx per BTS untuk sektorisasi 120o. Jika digunakan TDMA pada TRx, menghasilkan
8 kanal TDMA tiap TRx, Anda bisa menghitung bahwa dalam satu sel dapat
menampung trafik yang setara dengan 3 X 4 X 8 = 96 kanal TDMA atau sebesar
82,42 erlang dengan GoS 2%. (Erlang merupakan satuan trafik dan GoS(Grade of
Service) menyatakan derajat keandalan layanan, berapa jumlah blocking yang
terjadi terhadap panggilan total).
Pada prakteknya tidak semua kanal
TDMA tersebut bisa digunakan untuk kanal pembicaraan (TCH = Traffic Channel).
Dalam sebuah BTS juga diperlukan SDCCH (Stand-alone Dedicated Control Channel)
yang digunakan untuk call setup dan location updating serta BCCH (Broadcast
Control Channel) yang merupakan kanal downlink yang memberikan informasi dari
BTS ke MS mengenai jaringan, sel yang kedatangan panggilan, dan sel-sel di
sekitarnya.
Bagian paling rendah dari sistem GSM
adalah MS (Mobile Station). Bagian ini berada pada tingkat pelanggan dan
portable. Pada tiap sel terdapat BTS (Base Transceiver Station). BTS ini
fungsinya sebagai stasiun penghubung dengan MS. Jadi, merupakan sistem yang
langsung berhubungan dengan handphone Anda.
BTS pada dasarnya hanya merupakan
"pesuruh" saja. Otak yang mengatur lalu-lintas trafik di BTS adalah
BSC (Base Station Controller). Location Updating, penentuan BTS dan proses
handover pada percakapan ditentukan oleh BSC ini. Beberapa BTS pada satu region
diatur oleh sebuah BSC.
BSC-BSC ini dihubungkan dengan MSC
(Mobile Switching Center). MSC merupakan pusat penyambungan yang mengatur jalur
hubungan antar BSC maupun antara BSC dan jenis layanan telekomunikasi lain
(PSTN, operator GSM lain, AMPS, dll).Saat ini teknik switching terus
berkembang, dan begitu pula pada layanan GSM. Beberapa operator GSM di
Indonesia telah menerapkan Intelegent Network lanjutan dalam teknik
switchingnya.
Frequency Hopping
Frequency hopping merupakan fitur
yang diterapkan pada interface udara, yakni lintasan radio ke MS. Teknik ini
dapat mengurangi redaman akibat efek multipath fading. GSM hanya
merekomendasikan satu jenis frequency hopping, yakni baseband hopping. Namun
beberapa vendor, seperti Motorola, menyediakan tipe frequency hopping yang
lain, yang disebut Synthesizer Hopping.
Baseband Hopping digunakan jika base
station memiliki beberapa DRCU/TCU tersedia. Aliran data secara sederhana
dilalukan pada frekuensi dasar ke berbagai macam DRCU/TCU. Setiap data
beroperasi pada frekuensi yang tetap, mengacu pada urutan hopping yang
ditentukan. DRCU/TCU yang berbeda akan menerima sebuah timeslot yang spesifik
pada setiap frame TDMA, berisi informasi yang ditujukan kepada MS-MS yang
berbeda.
Synthesizer Hopping menggunakan
kelincahan ferkuensi dari DRCU/TCU untuk mengubah frekuensi-frekuensi pada
sebuah basis timeslot untuk transmisi maupun menerima. SCB pada DRCU serta
sistem kontrol dan pemrosesan digital pada TCU akan menghitung dan menentukan
frekuensi selanjutnya, dan memprogram sebuah pasangan synthesizer Tx dan Rx
untuk menuju ke frekuensi yang telah dihitung.
Teknik synthesizer hopping ini
sangat baik untuk diterapkan pada sel-sel dengan jumlah carrier yang sedikit.
Untuk sel-sel dengan jumlah carrier yang banyak, teknik baseband hopping
merupakan teknik yang paling baik. Dan kedua teknik ini tidak bisa diterapkan
sekaligus pada sebuah site BTS.
Proses Uplink dan Downlink
Proses Uplink-Downlink merupakan suatu
panggilan-dipanggil pada jaringan GSM yang bekerja berdasarkan FDMA (Frequency
Division Multiple Access). Berikut proses Uplink-Downlink pada jaringan GSM :
Uplink :
- Pelanggan mengaktifkan ponsel --> inisialisasi / log on.
- pelanggan akan mendapatkan koneksi ke cell site terdekat.
- BS memeriksa SIM Card untuk validasi account dan keanggotaan pelanggan, jika masih aktif panggilan akan diproses lebih lanjut.
- BS akan melakukan identifikasi informasi tentang cell site yang terdiri dari : carrier wireless, kode area lokasi dan frekuensi yang digunakan.
- Ponsel akan memeriksa Broadcast Control Channel (BCCH) yang berisi daftar channel dengan cara mengirim sinyal ke seluruh channel.
- Cell site terdekat akan memberikan level daya yang kuat pada ponsel.
- HLR pada MSC terdekat akan memeriksa lokasi nomor yang dipanggil, autentifikasi dan registrasi.
- VLR pada MSC akan memeriksa apakah ponsel pemanggil diijinkan melakukan panggilan (contoh : panggilan internasional).
- MSC akan mencarikan jalur sesuai dengan lokasi nomor yang dipanggil.
- Pada saat yang sama HLR akan diregistrasi oleh BS untuk menentukan lokasi ponsel pemanggil.
- Ponsel pemanggil akan mengirim pesan ke jaringan tentang lokasinya.
- Jika melakukan “Hand over” ke sel yang lain, HLR secara otomatis melakukan up-date serta melanjutkan monitoring sehingga rute tetap terjaga.
- SMS dilayani oleh SMS Centre (bisa lintas operator). Frekuensi yang digunakan untuk pengiriman SMS berbeda dengan frekuensi informasi suara, karena itu pada saat pelanggan sedang on-line, dapat juga sekaligus menerima SMS.
Downlink
- Saat yang dipanggil menyalakan power ponsel, ponsel akan meneliti SID (System Identification Code) pada BSSC-nya. Control Channel ini adalah frekuensi khusus dimana ponsel dan base station saling terkoneksi, berisi pengaturan panggilan dan perubahan channel. Jika ponsel tidak mendapat koneksi dari control channel, berarti ponsel berada di luar jangkauan, ditandai dengan tampilan “No service”.
- Jika SID didapatkan, berarti ponsel sudah mendapat channel.
- Setelah identifikasi selesai, ponsel akan mengirim permintaan registrasi, MSC akan melacak lokasi ponsel di dalam database-nya. Dengan cara ini MSC mengetahui letak sel dimana ponsel berada dan mengirim nada dering ke ponsel tersebut.
- MSC akan memilih pasangan frekuensi dimana ponsel tersebut dapat digunakan untuk menerima panggilan.
- MSC akan berkomunikasi dengan ponsel penerima melalui BSSC untuk memberitahu penggunaan frekuensi, kemudian ponsel dan antena akan melakukan switch ke frekuensi tersebut sehingga terjadi koneksi dan percakapan dua arah dapat dilakukan.
- Saat penerima berada di batas area, Base Station dari sel terdekat akan memberikan indikasi kekuatan sinyal yang semakin melemah sehingga Base station yang didekati akan mendengar dan mengukur kekuatas sinyal ponsel yang mendekati. Selanjutnya akan memperkuat kembali sinyal tersebut. Komunikasi antar dua Base Station ini dikontrol oleh MSC atau MTSO sehingga ponsel dapat melakukan switch dari satu sel ke sel yang lain. Proses ini dinamakan “Hand Over”.
Teknologi SMS (Short Message Service)
SMS pertama kali ditemukan oleh GSM
pioners di Eropa. Standardisasi di bawah Lembaga Europan Telecommunications
Standards Institute. SMS diciptakan untuk menyediakan infrastrukture
transportasi pesan singkat yang mempunyai maksimal 140 bytes(8 bit objek).
Pada jaringan mobile telekomunikasi, trasnportasi data dapat
dilakukan pada jaringan GSM dan GPRS. SMS berbentuk bilangan biner
yang memuat informasi penting untuk menghasilkan message header untuk trasnsportasi
data dan messsage body sebagai payload. Skema dasar
pengalamatan SMS adalah nomor mobile pnone yang disebut MSISDN.
SMS dibuat melalui telepon selular
atau alat lainnya (misalnya Personal Computer). Perangkat tersebut dapat
menerima dan mengirim SMS dengan menghubungkan perangkat melalui jaringan GSM.
Semua perangkat tersebut mempunyai lebih dari satu nomor MSISDN disebut Short
Message Entities lihat gambar jaringan GSM SMS di bawah :
SME sebagai titik awal (sumber) dan
sebagai titik akhir (penerima). SME selalu terhubung dengan Short Message
Service Center (SMSC) dan tidak pernah terhubung langsung dengan lainnya. SME
dapat berupa telepon selular, SMS pada telepon selular ada dua macam yaitu
Mobile Oriented message (MO) dan Mobile Terminated messsage (MT). MO messages
dikirim oleh telepon selular ke SMSC. Mobile Terminated messages menerima pesan
pada telepon selular kedua pesan di-enkodekan secara berbeda selama proses
transmisi.
SME dapat juga berupa computer yang
dilengkapi software pembuat pesan, seperti Ozeki Message Server. yang dapat
menghubungkan langsung dengan SMSC service provider. untuk komunikasi tersebut
dilakukan dengan menghubungkan mobile phone dengan PC melalui kabel data atau
IP link secara langsung.
SMS Network Architecture and Internal Protocols
Jaringan SMSM pada operator GSM service provider
menggunakan 4 layers transport :
- SM-AL (Aplication Layer)
- SM-TL (Transfer Layer)
- SM-RL (Relay Layer)
- SM-LL (Lower Layer)
Ozeki message server terletak pada
SM-AL layer. Ketika mengirim SMS software menmbuat Protocols Dat Unit (PDU)
ditransportasikan melalui SM-TL layer, saat telepon GSM dikoneksikan pada PC
akan menerima SMS, pesan dikodekan pada lapisan SM-AL layer, Ozeki Message
Server mendekodekan PDU dan membuat pesan menjadi dapat dibaca oleh program komputer
dan pengguna.
Untuk memahami bagaimana cara kerja
SMS dari telepon selular ke SMSC perhatikan gambar di bawah. Pada gambar
terlihat protokols yang digunakan pada jaringan GSM. seperti yang terlihat
Mobile Station mengirimkan pesan sms ke GSM base station (BTS) melaui media
wireless. Setelah pesan mencapai jaringan backbone provider. Mobile Swicthing
Center (MSC), Home Local Register (HLR) dan Visitor Local Register (VLR)
bekerja untuk mencari pesan secara tepat dar iShort MEssage Service Center (SMSC).
Kekurangan dan Kelebihan Jaringan GSM
Kelebihan :
- Kualitas suara digital yang bagus.
- Adanya layanan prepaid calling, layanan ini memungkinkan orang-orang yang tidak bisa atau tidak ingin mengikat kontrak dengan suatu operator, dapat menggunakan layanan GSM. Sebagai contoh : pelajar dan para remaja bisa mendapatkan prepaid account yang bisa mereka atur sendiri, tanpa memerlukan orang tua yang mengatur dan menyetujui sebuah contrated account.
- Kecenderungan masyarakat untuk terus mengikuti perkembangan teknologi membuat mereka sering mengganti telepon seluler mereka. Tentunya akan sangat merepotkan dan tidak efisien jika setiap kali mengganti ponsel harus mengganti nomor telepon mereka. Pada sistem GSM, dikenal adanya SIM-Card (Subscriber Identity Module). Dengan SM-Card ini memungkinkan pengguna GSM untuk mengganti-ganti ponsel tanpa harus mengganti nomor telepon. Ini dikarenakan SIM-Card kompatibel dengan semua ponsel berbasis GSM. Berbeda dengan Sistem PTSN maupun R-UIM yang digunakan pada sistem CDMA.
- Banyaknya vendor-vendor telepon seluler yang menyediakan ponsel berbasis GSM semakin mempopulerkan GSM. Ini dapat dibandingkan dengan ponsel berbasis CDMA yang masih dapat kita hitung penyedianya khususnya di Indonesia.
- Beranekaragamnya jenis ponsel GSM yang tersedia di pasaran mulai dari yang murah sampai yang sangat mahal. Tentunya hal ini meungkinkan masyarakat untuk memilih ponsel yang sesuai dengan keinginan dan budget mereka. Khususnya di Indonesia, tersedianya ponsel kelas Low-End membuat semakin banyak kalangan yang mampu memiliki ponsel dengan harga yang relatif terjangkau.
- Penggunaan Quad-band dalam sistem GSM sekarang ini memungkinkan roaming internasional, yang tentunya tergantung pada operator penyedia jasa GSM. Mengizinkan operator jaringan untuk menawarkan jasa roaming berarti pengguna dapat menggunakan telepon mereka di seluruh dunia.
- Perkembangan fitur-fitur ponsel berbasis GSM yang sangat cepat ikut mempengaruhi selera masyarakat. Hal ini dapat kita lihat sekarang ini di mana teknologi ponsel telah mampu memasukkan dan menyatukan radio, kalender, video cam, agenda book, kamera digital, MP3, dan masih banyak fitur lainnya ke dalam satu ponsel.
- Adanya fasilitas SMS (Short Message System) memungkinkan pengiriman berita dalam bentuk teks yang sangat murah. Walaupun pada sistem CDMA pun terdapat fasilitas tersebut, namun sistem GSM lah yang pertama kali mempopulerkan jenis layanan ini. Pada mulanya fasilitas SMS ini digunakan untuk membidik pasaran remaja yang identik dengan kirim-mengirim pesan dengan biaya semurah mungkin. Namun sekarang akhirnya menjadi populer di semua lapisan masyrakat.
- Dukungan sebagian besar operator terhadap sistem GSM, masih lebih banyak dibandingkan dengan dukungan terhadap sistem CDMA yang cenderung masih terbilang sedikit.
Kekurangan :
- Biaya pembangunan jaringan yang relatif mahal
- Belum adanya perjanjian antara sesama provider untuk menyamakan tarif di seluruh dunia.
- Rendahnya keamanan. Kebanyakan model mobile phone jaman dulu tidak banyak memiliki model sekuriti yang didesain di dalamnya. Masalah terhadap model jenis ini adalah ”kloning”, sebuah variant dari pencurian identitas, dan ”scanning” diman orang ketiga dalam suatu local area dapat meng-intercept dan menyadap suatu panggilan. Telepon analog juga dapat disadap dengan menggunakan radio scanner. Meskipun saat ini model digital system terbaru (seperti GSM) telah berupaya untuk mengatasi ini , masalah keamanan tetap ada. Kelemahan-kelemahan telah ditemukan di banyak protokol terbaru yang tetap memungkinkan adanya kemungkinan penyadapan atau kloning.
- Berdampak buruk bagi kesehatan. Dengan semakin banyaknya perkembangan teknologi, kekhawatiran telah muncul mengenai dampak kesehatan dari penggunaan mobile phone (GSM). Ada sebagian kecil bukti sains yang menunjukkan peningkatan di beberapa tipe tertentu tumor pada pengguna mobile phone secara jangka panjang dan kontinu. Beberapa penelitian terbaru di Eropa juga memberikan bukti yang signifikan adanya kerusakan genetis dalam kondisi tertentu. Namun, sejauh ini organisasi kesehatan dunia (WHO) masih menganggap bahwa efek dari gelombang elektromagnet yang dihasilkan frekuensi radio yang digunakan pada GSM tidak memiliki dampak negatif yang benar-benar terbukti terhadap kesehatan manusia. Dampak kesehatan yang kontroversial namun tetap penting untuk dibicarakan adalah hubungannya dengan kecelakaan lalu lintas. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa pengendara sepeda motor memiliki resiko tabrakan dan kehilangan kontrol dari kendaraannya saat menggunakan mobile phone ketika mengemudi yang jauh lebih tinggi, meskipun menggunakan handsfree system. Studi dari The New England Journal Medicine mengatakan pengguna mobile phones saat mengemudi empat kali lebih sering mengalami kecelakan dibandingkan mereka yang tidak. Sebuah eksperimen yang dilakukan oleh MythBuster, sebuah TV show america, menyimpulkan menggunakan mobile phone ketika mengemudi memiliki resiko yang sama dengan mengemudi dibawah pengaruh alkohol. Bahkan di beberapa negara saat ini telah melarang penggunaan mobile phone saat mengemudi, sedikitnya sudah ada 25 negara yang menerapkan larangan ini, antara lain : Israel, Jepang, dan Portugal.
Sistem Kerja Jaringan CDMA
Berbeda dengan teknologi GSM,
teknologi CDMA tidak menggunakan satuan waktu, melainkan menggunakan sistem
kode (coding). Prinsip ini sesuai dengan singkatan CDMA itu sendiri, yaitu Code
Division Multiple Access. Jadi, sistem CDMA menggunakan kode-kode tertentu
yang unik untuk mengatur setiap panggilan yang berlangsung. Kode yang unik ini
juga akan mengeliminir kemungkinan terjadinya komunikasi silang atau bocor.
Seperti sudah dibahas di awal,
CDMA tidak menggunakan satuan waktu seperti layaknya GSM/TDMA. ini menjadikan
CDMA memiliki kapasitas jaringan yang lebih besar dibandingkan dengan jaringan
GSM. Namun, hal ini tidak berarti jaringan CDMA akan lebih baik daripada
jaringan GSM karena tetap ada batasan-batasan tertentu untuk kapasitas jaringan
yang dimiliki oleh CDMA.
Seperti jaringan GSM, analogi
yang sederhana untuk memudahkan Anda memahami prinsip kerja jaringan CDMA.
Analoginya seperti ini: jika jaringan GSM diumpamakan sebagai armada taksi,
maka jaringan CDMA bisa diumpamakan sebagai sebuah bus. Sebuah bus (diumpamakan
sebagai frekuensi) bisa menangani banyak penumpang bus (pengguna yang melakukan
panggilan). Hal ini dimungkinkan karena setiap penumpang menggunakan kode
tertentu yang unik. Hal ini juga yang memungkinkan tidak terjadinya komunikasi
silang atau bocor. Setiap penumpang bisa berbicara dan menentukan tujuannya
tanpa takut terganggu ataupun mengganggu penumpang lain. Bus ini juga tidak
akan dimonopoli oleh satu orang saja, sehingga setiap orang bisa menggunakan
bus tersebut untuk mengantarkan mereka ke tempat tujuannya masing-masing.
Namun, seperti layaknya sebuah
bus, jika sudah terlalu banyak penumpang maka jalannya semakin berat dan
kenyamanan penumpang akan terganggu (isi dalam bus akan semakin sesak). Hal
yang sama juga terjadi di jaringan CDMA yaitu jika jaringan sudah terlalu
penuh, maka yang terjadi adalah penyusutan coverage area (ruang lingkup atau
jangkauan) dan jaringan CDMA itu sendiri. Jika diumpamakan, semakin sesak isi
bus maka ruang gerak setiap penumpang juga akan menyempit. Tidak jarang pula kualitas
suara menjadi korban dan penuhnya jaringan CDMA.
Kesimpulan: Tidak ada gading yang tidak retak
Sistem telepon selular
berbasis digital, baik itu GSM maupun CDMA memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Untuk area yang lebih padat penggunaannya, teknologi CDMA
tampaknya lebih unggul untuk melayani banyak sambungan secara bersamaan. Hal
ini disebabkan oleh karakteristik dan janingan CDMA itu sendiri. Dengan
menggunakan jaringan CDMA, sebuah daerah yang padat penggunaannya akan memiliki
kemungkinan koneksi yang lebih tinggi, walaupun bisa jadi terjadi penurunan
coverage area dan kualitas suara jika beban jaringan terlalu tinggi. Teknologi
GSM pada intinya lebih sesuai untuk daerah yang tidak terlalu padat, namun
sangat membutuhkan coverage area yang konstan. Selain itu, area perkotaan
sekarang memiliki banyak gedung bertingkat. Karakter geografis seperti ini
sangat berpotensi memperlemah sinyal sehingga coverage area semakin kecil.
BAB
III
KESIMPULAN
Dalam komunikasi data terdapat
beberapa unsur agar sebuah proses komunikasi dapat berlangsung dengan baik.
Unsur-unsur tersebut dapat berupa, sumber data, media dan penerima data.
Pada komunikasi data, media yang digunakan adalah kabel dan tanpa kabel.
Saluran
komunikasi tanpa Kabel (Wireless), seperti GSM, CDMA, dan cellular phone.
Satelite merupakan bagian dari wireless, di mana wireless itu sendiri adalah
koneksi internet dari suatu perangkat ke perangkat lainnya yang tanpa
menggunakan kabel. Sedangkan satelite adalah suatu stasiun relay (penguat) yang
mentransmisikan sinyal microwave melewati jarak yang jauh.
Peran serta orbit, pembajakan
sinyal, dan peran Intelsat serta kompetisi organisasi di area internasional
mempengaruhi kapabilitas satelite. Sistem satelite
yang banyak dipakai pada saat ini adalah satelite yang non regenerative.
Penggunaan sistem satelite regenaratif akan menyebabkan harga dari satelite itu
mahal.
Tak dipungkiri lagi, saat ini, komunikasi
bergerak memainkan peran yang semakin signifikan dalam memenuhi kebutuhan
telekomunikasi, khusunya mobile system. Saat ini jumlah pengguna telepon
mencapai angka ±1 milyar dan angka ini melampaui jumlah pengguna jaringan
telepon tetap. Sehingga pada saat itu komunikasi wireless akan merupakan modal
akses teknologi yang dominan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.iec.org
Lamb, George (1998). The TDMA Book (Mass Market Paperback). England: Cordero Consulting Inc
www.ebizzasia.com
Wikipedia Bahasa Indonesia
Sistem Komunikasi CDMA, Free Tutorial-Purwakarta.org